Langsung ke konten utama

14 Tips Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus

Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Apa kabarnya sahabat unique?
Semoga sahabat semua dalam lindungan Allah Swt dan senantiasa sehat ya. Aamiin 

Btw,
Kita sudah berada pekan terakhir bulan Agustus nih…
Dimana tanggal tua sudah mulai melambai hangat.

Tapi tetap harus hidup sehat dan always positive thinking ya agar sahabat unique tetap semangat membersamai Ananda tercinta.

Walaupun terkadang, 
Bocah-bocah itu sering bikin kita naik pitam dan selalu bikin emosi naik turun kek maenan ombak banyu di pasar malem.

Tapi sebenernya kalo dicermati lagi, beneran gak sih kekesalan kita itu karena mereka?
Atau karena tingkah laku anak-anak yang gak sesuai ekspetasi kita sebagai orang dewasa?
Atau mungkin karena anak-anak belum mengalami dan belajar banyak sehingga bertemu kesalahan dan kekeliruan?

Kalau gitu sama aja kayak kita ortunya,
Hanya bedanya gak ada yang omelin. Hehehe.

Ya gitu deh sahabat unique,
Kadang bumin pun ngerasa suka lebay kalo marah sama anak-anak.
Saat itu juga suka ngerasa,
Apa bumin ya yang belum tau aja gimana cara menghadapi mereka?

Soalnya kalo diinget-inget lagi, 
Bumin juga sering dimarahin emak waktu kecil padahal gak ngerasa ngelakuin sesuatu yang fatal banget.

Bumin pun teringat akan sebuah buku yang berdiri tegak diantara selipan novel Tere Liye.

Buku tentang 21 Tips Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus, karangan Bu Iin Indriyani.

Beruntungnya,
Buku ini pun sangat cocok juga dibaca bagi semua orang yang merasa “orang tua”.

Bumin akan mencoba berbagi pada sahabat unique disini, dan meringkasnya menjadi beberapa poin. 

Tips Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus

1. Menerima dengan Ikhlas
Semakin dibaca, akhirnya bumin tahu kenapa ini diletakkan di urutan pertama. 
Sebab, jika kita menerima kondisi Ananda dengan ikhlas maka tips selanjutnya akan mudah dijalani.
Tentunya sebagai orang beriman, sahabat unique meyakini akan takdir. Sesuatu yang ditetapkan sebelum kita lahir ke bumi. Jika percaya bahwa Ananda adalah hadiah terindah dari Tuhan, maka mendidiknya pun akan terasa ringan dan keberkahan selalu tercurahkan untuk orangtuanya.  Bukankah Dia tidak akan pernah memberi ujian yang diluar kemampuan hamba-Nya?
So sahabat Unique, yakinlah bahwa segala sesuatu yang awalnya dianggap berat sudah lahir sepaket dengan solusinya. 

2. Memberikan Terapi
Ketika Ortu sudah menerima Ananda dengan ikhlas. Tidak bersikap denial dalam mengahadapi anak berkebebutuhan khusus, maka hati akan lebih jernih. Sehingga mampu berpikir Langkah apalagi yang harus dilakukan. Untuk melanjutkan tumbuh kembangnya agar dapat menjadi lebih mandiri, tentunya Ananda Berkebutuhan Khusus harus melakukan terapi. 
Terapi dilakukan oleh para ahli (terapis) yang profesional di bidangnya. Dan jangan lupa terapi ini sifatnya berkesinambungan. Sehingga harus ada sinergi antara terapis dan orang tua. So sahabat unique, jangan bosan untuk kembali melatih Ananda dirumah sesuai saran dari terapis.

3. Menempatkan Sang pencipta di Atas Segalanya
Di dalam buku tersebut, ada beberapa kasus ortu anak berkebutuhan khusus yang mengakui sudah memberikan yang terbaik bagi Ananda. Orang tua sudah memberikan suplemen, diet ketat, mendatangi terapis terbaik, dan sebagainya. Namun, Ananda tidak mengalami perubahan. Perkembangannya tidak sesuai harapan. 
Dalam hal ini, mari kita renungi Bersama, adakah kita terlupa sesuatu?
Yakni menggantungkan segala permasalahan hanya kepada Sang Pencipta?
Jika belum, sebaiknya hal itu yang seharusnya terlebih dahulu dilakukan. Meminta pertolongan pertama kali pada Sang Maha Kuasa.
 
4. Memiliki Visi yang Sama dengan Pasangan

Di poin ini ortu diharapkan kompak. Istri menyadari tanggung jawab suami sebagai pemegang tanggung jawab dan pemegang kendali keluarga. Suami pun memahami bahwa tugas istri sebagi pelaksana harian, mendidik anak berkebutuhan khusus. Hal itu pun tidak kalah beratnya. 
Oleh sebab itu, ayah dan bunda harus belajar memahami bahwa tugas mendidik Ananda berkebutuhan khusus adalah tugas bersama. Tetap semangat!!

5. Membuat Program yang Baik.
Seperti halnya anak pada umumnya. Ananda berkebutuhan khusus pun harus memiliki rutinitas. Orang tua membuat program sesuai dengan usia dan kemampuan Ananda. Misalkan saja, selain jadwal program terapi yang teratur, Ananda juga dilatih untuk memiliki jam makan, mandi dan tidur yang rutin. Tentunya perlahan-lahan diusahakan untuk dilakukan secara mandiri.
Selain itu, Ketika Ananda sudah beranjak besar, ayah bunda bisa melibatkan anak dalam kegiatan keseharian bila mampu. Seperti pekerjaan rumah tangga, misalkan saja menyapu, mengelap jendela, dan mengepel lantai. Jika Ananda dipercaya dan diberikan tugas secara rutin dan berkala sejak dini, dan dilakukan dengan senang hati, maka rutinitasnya akan terasa menyenangkan. Sehingga Ananda akan terasa kurang nyaman bila harus meninggalkannya. 

6. Memberikan Pendidikan Agama
Bagian ini mungkin sering terlupa. Padahal Ananda Berkebutuhan Khusus adalah manusia yang diperintahkan beribadah kepada-Nya. Namun, sebelum mengajarkan bagaimana beribadah, ayah bunda sebaiknya terlebih dahulu mengenalkan Yang Maha Kuasa kepada anak. Betapa besar kasih sayang-Nya pada sleuruh makhluk-Nya. Betapa luas ilmu-Nya yang telap menciptakan berbgai makhluk. Betapa pemurahnya Dia yang telah mengabulkan permintaan siapapun yang memohon kepada-Nya.
Apakah terlalu abstrak bagi anak?
Ya tentu. Tapi yakinlah bahwa Ananda akan memahaminya. Karena fitrah manusia adalah mengenal kebaikan. Termasuk kebaikan dari Sang Maha Pencipta.
 
7. Mengatur Jam Tidur

Kekurangan jam tidur akan menyebabkan seseorang menjadi emosional, mudah marah dan Lelah. Bagi Ananda yang terbiasa tidur larut, sebaiknya perlahan-lahan mengubah pola rutinitas. Mengubah jam tidur harus diawali dengan niat yang kuat untuk membalik waktu semua rutinitas. Memperbanyak aktivitas fisik pada pagi hingga sore hari, akan membuat tubuh merasa Lelah di malam hari. Sehingga anak pun akan tertidur lelap di kala gelap.
Perlu diingat bersama sahabat unique, bahwa tidur tidak semata sebagai rutinitas. 
Tidur juga merupakan suatu wujud dari rahmat-Nya nan luas dan kemahakuasaan-Nya yang sempurna. Padanya tersimpan hikmah dan kemashlahatan bagi para makhluk. (IIn Indriyani)

8. Toilet Training

Tentunya bagian ini bisa diterapkan pada Ananda yang sudah paham berkomunikasi dengan ayah bunda. Jika sudah, maka komunikasikan dengan anak terlebih dahulu mengenai rencana penerapan toilet training, misalnya tidak lagi memakai diapers saat beraktivitas. Jelaskan bahwa ia akan mendapatkan hadiah apabila dapat bekerjasama dengan baik.
Ketika Ananda tidak lagi mengenakan diapers saat beraktivitas, ayah bunda cukup memerhatikan kapan tepatnya anak minum, lalu 30 menit-1 jam setelahnya segera ajak Ananda ke toilet. Dan berilah ia hadiah jika berhasil melakukannya.
Jika mengompol maka mintalah Ananda untuk membersihkan lantai semampunya. Tentu saja dengan kemampuannya sebagai pembersih ulung. Jika ia lengah, ayah bunda bisa menuntaskan membersihkan bagian yang terkena ompol tersebut.

9. Memberitahukan Mana yang Benar dan yang Salah
Kebiasaan adalah suatu pola Tindakan yang sudah dipelajari, ada yang baik dan ada yang buruk. Otak manusia menyimpan aktivitas-aktivitas tersebut, kemudian menggunakan informasi tersebut kapan saja dibutuhkan tanpa dipikirkan lagi.
Melakukan sesuatu dengan cara yang sama berkali-kali akan membentuk kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan akan menjadi sifat, sifat menjadi watak, watak menjadi kepribadian dan kepribadian menjadi karakter.
Kenalkan hal baik dan buruk, hal benar dan salah sesuai dengan ajaran agama dan norma keluarga serta masyarakat. Agar kelak Ananda menjadi insan yang berkarakter dan berakhlak mulia.

10. Reward and Punishment
Pada Ananda Berkebutuhan Khusus, masalah terbesar adalah perilaku. Dalam metode applied behaviour analysis, penerapan reward and punishment adalah cara yang tepat untuk memperbaiki perilaku anak. 
Hadiah dan hukuman (sanksi) adalah salah satu factor eksternal yang bisa memotivasi anak untuk melakukan kebaikan. Hukuman yang diberikan bukan berupa fisik. Bisa berupa aktivitas kesenangan Ananda yang dikurangi. Misalkan saja, mengurangi jam bermain gadget jika melakukan kesalahan.
Pada dasarnya penerapan hadiah dan hukuman dalam membentuk perilaku anak ini bertujuan membiasakan Ananda dalam melakukan perbuatan baik dan meninggalkan atau mengendalikan diri dari perbuatan buruk.

Jika kebiasaan baik sudah mulai terbentuk, maka reward and punishment bisa dikurangi atau dihilangkan.

11. Meminta Bantuan pada Orang yang Peduli
Ada kalanya ayah bunda memiliki keterbatasan waktu dalam membesamai Ananda. Sebab itu, kehadiran orang yang membantu (asisten)yang mendampingi menjadi hal yang sangat penting. Karakter asisten harus diperhatikan. Sebaiknya karakter asisten yang membersamai Ananda adalah orang yang ceria, sabar dan mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak. Ia juga orang yang memiliki nilai-nilai hidup yang sejalan dengan keluarga Ananda.
Jika kriteria tersebut sudah dipenuhi, maka laporan objektif darinya sangat diperlukan untuk memantau perkembangan Ananda selama ayah bunda tidak dirumah.

12. Tidak Membiarkan Tangisan atau Amukan Anak menjadi Senjata 

Saat keinginan anak tidak dipenuhi, mereka seringkali berteriak atau menangis di keramaian. Karena merasa malu, banyak orang tua memenuhi kemauannya. Tangisan pun berhenti, tapi tentu saja akan terulang Kembali. Karena Ananda sudah memiliki senjata bagaimana agar kenginannya terkabul.
Jika masih berusia balita, mungkin akan dimaklumi. Jika sudah semakin besar, tentu orang akan aneh melihatnya. Oleh karena itu, kebiasaan tantrum harus dihilangkan. Dengan cara memberi pengertian kepada Ananda sesering mungkin dan sedini mungkin. 

13. Memberi Tanggung Jawab
Pemberian tanggung jawab dan kewajiban kepada anak akan membuatnya memiliki rasa percaya diri akan kemampuannya. Ananda akan menjadi lebih mandiri dan mengurus dirinya sendiri. Namun orangtua sebaiknya tidak terlupa untuk memujinya saat ia melakukan kewajibannya dengan baik. Lalu mengingatkannya saat Ananda lalai. 

14. Ada kelebihan di Balik Kekurangan
seringkali orangtua lebih memilih menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya untuk memperbaiki kekurangan ananda. Padahal kekurangan bukan untuk diperbaiki, namun untuk disiasati. Akan lebih baik jika waktu, tenaga dwn biaya dialokasikan untuk mengembangkan kelebihan ananda. Agar kelak ananda dapat bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun jiga keluarga dan masyarakat. 
 

MaaSyaa Allah… banyak ya sahabat unique. Semoga sahabat bisa memahami satu persatu tips dari buku Ibu Iin Indriyani. 

Untuk sahabat unique ketahui bersama, Bu Iin adalah orang tua (praktisi) dari dua anak berkebutuhan khusus. Saat ini beliau mendirikan Rumah Indira, konsultan bagi ortu ABK dan homeschooling  bagi Ananda berkebutuhan khusus.

Insyaa Allah tips yang beliau bagikan sudah dilakukan kepada putra putrinya dirumah.

Hanya saja Kembali disesuaikan pada sahabat unique dirumah, mana yang pas untuk diterapkan pada Ananda. Dan perhatikan pula dosisnya, tentunya jika baru memulai bisa diberikan dosis rendah terlebih dahulu

Sampai ketemu pekan depan.
Semoga bermanfaat. 

Salah sehat ya Sahabat Unique.

Komentar

  1. Mantap. Sukses terus terapi unique

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo kak salam kenal ... Sukses dan sehat selaly untuk kakak dan keluarga 🤗

      Hapus
  2. Trimksih atas ulasan nya sangat mmnbtu sya untuk beljar jd ibu yg baik.. trtrkdnag sya mrasa tugas orang tua( ayah dan ibu ) itu jatuh k sya smua ibunya... ayah hnya mmbyar ... sisa lainnnya seakan2 urusan ibu .. pdhal ini anak kita brdua... ayah ny trlau sibuk dngn urusan ny dia sendri kl d debat alasan ny nyri uang untuk bayar2. Trkdng dia lupa anak nya laki prlu contoh dr ayah nya. ... trkdang mreasa brjuang sendri.. tp ysudh lh smua usha insya Alloh akan ada hsil ny esok atw lusa... ttp semgat buat ibu bunda momi 💪 hebay..

    BalasHapus
    Balasan
    1. MaaSyaa Allah bunda... Semoga Allah selalu memberi kekuatan kepada bunda ya... 😇

      Insyaa Allah jika semua dilakukan dg tulus akan ada hasilnya esok hari.

      Jgn bosan untuk mendoakan si cinta ya bunda... Hny Allah yg dapat membolak balikkan hati hamba-Nya.

      Tetap semangat dan sehat selalu untuk bunda sekeluarga 😘💪

      Hapus
  3. Terimakasih untuk artikel yang sangat bermanfaat bagi kami yang masih dalam tahap belajar dan terus belajar menggali informasi untuk dapat membimbing anak kami yang spesial dengan sebaik mungkin... semoga terus menginspirasi...

    BalasHapus
  4. MaaSyaa Allah tabarakallah. Seh selalu untuk bunda dan keluarga dan tetap semangat membersamai ananda ya bun :)

    BalasHapus

Posting Komentar