9 Penyebab Tantrum pada Anak Berkebutuhan Khusus

unsplash.com 

Sahabat unique,
Seringkali tantrum menjadi hal yang tiada berujung. Kerap terdengar, namun ortu sering merasa galau untuk mengatasinya.  
 
Tantrum Merupakan emosi yang ditunjukkan saat anak merasa frustasi karena mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. 

Sikap tersebut biasanya disertai sikap lainnya, seperti menangis kencang, berguling-guling di lantai, melempar barang, hingga membenturkan kepala ke dinding.

Anak berkebutuhan khusus (autis) sebagian besar mengalami kesulitan menyampaikan apa yang ia rasakan. 
kesulitan ini muncul karena ia tidak dapat menyatakan secara verbal atau non verbal apa yang ia alami/ ia inginkan. 

Ada beberapa penyebab tantrum yang perlu sahabat unique ketahui. Biasanya penyebabnya berulang dan kelamaan akan menghadirkan pola yang ortu dapat pahami.
unsplash.com
Jika sudah diketahui apa penyebab tantrum, komunikasikan dengan terapis wicara untuk mengkomunikasikan pada ananda. 

Jika anak mengerti, maka tantrum secara bertahap dapat dihilangkan
Berikut beberapa penyebab ananda menjadi tantrum.

Apa Penyebab Tantrum?

#1. Rasa sakit. 

Misalnya: sakit perut, sakit gigi, dll.
Anak berkebutuhan khusus tidak mengerti konsep sakit. Mereka juga belum tentu mampu mengatakan kata 'sakit'. 

#2. Kelelahan

Seperti anak-anak pada umumnya, anak berkebutuhan khusus pun akan rewel bila kelelahan. Bedanya, anak-anak autis tidak dapat mengatakan bahwa ia lelah.

#3. Lingkungan

Suasana yang baru, lingkungan bising, lingkungan yang ramai karena banyak orang akan membuat anak-anak berkebutuhan khusus tertekan dan tidak nyaman. 
cantik.tempo.co
Ayah bunda harus memperkenalkan secara bertahap lingkungan yang ramai (bising) pada ananda. 

Misalnya: ajak ia ke tempat bising dan penuh hirup pikuk selama 10 menit. Perjalanan selanjutnya ditambahkan menjadi 15 menit, demikian seterusnya hingga ananda mampu bertahan lama.

Sebelum mengajak ananda ke tempat tersebut, ayah bunda harus mengenalkan tempat tersebut melalui foto atau video jauh-jauh hari sebelumnya.

Ananda perlu waktu untuk menata hatinya sebelum mereka bepergian.

Jika ananda tidak mutlak untuk hadir di acara/ tempat yang membuatnya tertekan (supermarket, mal, undangan pernikahan, dll), sedapat mungkin hindari sampai ia benar-benar siap, agar ananda tidak trauma dengan lingkungan tersebut.

#4. Kebutuhan Dasar

Kebutuhan dasar yang dimaksudkan adalah lapar, haus, dan keinginan buang air. Ayah bunda harus mampu menerjemahkan apa keinginan ananda. 

Misalnya: Ananda tantrum ketika pulang terapi yaitu sebelum jadwal makan, artinya ia lapar. Ananda menangis setelah ia minum banyak dan sedari tadi belum ke toilet, artinya ia ingin buang air kecil.

Dengan memerhatikan ekspresi, waktu, dan kebiasaan ananda, ayah bunda akan mahir mengenali penyebab tantrum ananda. 

#5. Orang Tertentu

Terkadang anak autis merasa tertekan dan tantrum jika bertemu atau bersama orang tertentu. Kemungkinan karena orang tersebut membuat anak merasa takut, suka berprilaku kasar, atau suka menuntut terlalu banyak.

Jika ananda selalu tantrum saat bersama orang itu, jalan satu-satunya adalah menghindari ananda dari orang tersebut atau mencari penggantinya. 

#6. Aktivitas yang Terlalu Lama

Anak autis biasanya tidak mampu menyelesaikan satu tugas dalam jangka waktu yang terlalu lama. Sebaiknya split tugas tersebut menjadi beberapa bagian yang mampu ananda kerjakan dalam waktu singkat.
amp.kompas.com
Misalnya: Ananda harus menyelesaikan 10 baris tulisan. Jika ia keberatan bisa dibagi menjadi 2 bagian. 5 baris di pagi hari, 5 baris di sore hari.

Dengan mengerjakan tugas dalam waktu yang pendekakan menghindarkan anak frustasi dan tantrum.

#7. Kesulitan dalam Menyelesaikan Tugas

Tugas yang terlalu berat menyebabkan ananda cenderung berusaha menghindar untuk mengerjakannya.
Mereka takut akan mengalami kegagalan. 

Anak lain menganggap kegagalan sebagai sukses yang tertunda atau merupakan bagian dari proses. 
Sebaliknya, anak berkebutuhan khusus menganggap kegagalan sebagai ketidakmampuan dan kelemahan. 

Seringkali bayangan akan kegagalan membuat mereka tertekan, menolak melakukannya dan tantrum. 
ayah bunda harus memberikan tugas sesuai kemmapuan anak secara bertahap serta memberikan imbalan positif saat mereka mampu menyelesaikan tugasnya untuk menghindari tantrum.

#8. Kurangnya Stimulasi

Jika ananda diberikan permainan/ tugas yang itu-itu saja akan membuatnya bosan. Rasa bosa ini dapat memicu anak untuk menolak menyelesaikannya dan tantrum. 
demikian halnya dengan imbalan yang monoton. Ananda sulit termotivasi dam bosan.

Sebab itu ayah bunda harus memberikan permainan, tugas, dan imbalan yang lebih bervariasi.

#9. Ketakutan akan Perubahan

Anak-anak yang di diagnosa autis berusaha mengerti dunianya berdasarkan rutinitas yang dijalaninya.

Jika rutinitas ini terganggu, mereka merasa tertekan dan bingung.

Jika mereka tidak bisa menyampaikan kebingungannya secara verbal atau non verbal, ayah bunda harus memahami bagaimana ia megekspresikan tingkah lakunya dalam bentuk tantrum.

Bagaimanapun juga, tantrum adalah bentuk ekspresi dari ananda kita yang spesial. Jika terjadi berulang, maka perhatikan dan catat waktunya, tempat serta bertemu siapa ia pada saat tantrum.

Kumpulan data tersebut akan mempermudah orang tua mengidentifikasi penyebab tantrum. Hingga pada akhirnya nanti tantrum tersebut dapat dihindari, dikurangi dan dihilangkan dalam diri ananda.

Bagaimana sahabat unique?
semoga dengan ulasan ini dapat membantu sahabat unique untuk menemukan akar permasalahan, dan dapat bertemu solusi ketika menghadapi ananda yang sedang tantrum

Sumber:
200 Pertanyaan dan Jawaban Seputar Autisme, Gayatri Pamoedji. 

Komentar