9 Aktivitas Menyenangkan untuk Melatih Motorik Halus pada Anak Berkebutuhan Khusus
Sahabat unique tentu masih ingat postingan pekan lalu tentang motorik kasar.
Kembali mengingatkan bahwa keterampilan motorik adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan ototnya. Keterampilan ini terbagi menjadi dua kategori yaitu motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan kedua motorik ini penting bagi tumbuh kembang dan kemandirian anak.
Jika motorik kasar menitikberatkan pada kekuatan otot-otot besar seperti pada tangan, kaki, dan seluruh tubuh.
Maka motorik halus meliputi gerakan lembut yang menggunakan kelompok otot yang lebih kecil seperti pada wajah, pergelangan tangan, atau jari-jari tangan dan kaki.
Contohnya ketika ananda memegang objek menggunakan jari telunjuk dan ibu jarinya. Atau saat mengunyah makanan menggunakan lidah dan bibirnya.
Jadi motorik kasar adalah fondasi kekuatan, sedangkan motorik halus adalah pondasi ketangkasan.
Meskipun penggunaan kelompok otot yang berbeda, motorik kasar dan motorik halus bukanlah kemampuan yang berlawanan. Kedua jenis keterampilan tersebut bersifat saling melengkapi.
Contohnya: Anak menggunakan motorik kasar untuk mengangkat sisir dengan tangannya. Namun motorik halus yang mengendalikan sisir pada telapak tangan dan jarinya.
Atau dengan mengetahui cara duduk yang baik, maka akan membantu juga mengendalikan pergerakan bahu, lengan, tangan, dan jari untuk mengambil objek di atas meja.
Jadi dengan kemampuan motorik kasar yang baik, maka akan membantu anak mengembangkan motorik halusnya juga.
Semakin baik kemampuan motorik halusnya, semakin mudah dan semakin cepat anak dapat melakukan aktivitas seperti menggambar, menulis dan aktivitas harian lainnya seperti mengancingkan baju serta mengikat tali sepatu.
Untuk mendapatkan kemampuan motorik halus yang baik, anak harus memiliki kekuatan, koordinasi, dan kemampuan untuk menggerakkan otot-otot di jari tangan dan kakinya dengan baik.
Kemampuan motorik halus anak bisa mulai dilatih saat ia berusia sekitar 1-2 tahun.
Pun dengan anak berkebutuhan khusus.
Sahabat unique bisa melakukan latihan dirumah sesuai yang dilakukan di tempat terapi atau melakukan variasi.
Lalu kegiatan apa saja sih yang dapat meningkatkan keterampilan motorik halus?
Simak ulasan berikut ini!
#1. Bermain Ring Donat
Permainan ring donat disebut juga dengan menara donat pelangi. Bahannya ada yang terbuat dari plastik atau kayu.
Permainan ini melatih koordinasi tangan dan mata ananda saat memasukkan donat ke dalam menara.
Selain itu, ananda dapat mempelajari aneka warna dan ukuran lingkaran. Sebab ia harus memasukkan donat dari ukuran terbesar ke terkecil.
Bagi ananda berkebutuhan khusus, orang tua dapat memvariasikannya dengan berjalan, melompat atau berlari di lintasan.
Lalu di garis finish nya, anak boleh memasukkan ring donat tersebut.
Seperti di video berikut ini, terapi sensori integrasi dengan ring donat
Kegiatan ini sekaligus melatih kemampuan motorik halus dan kasar.
#2. Bermain Puzzle
Menyusun kepingan puzzle menjadi susunan yang tepat adalah sesuatu yang mengasyikkan. Bagi anak berkebutuhan khusus, pastikan ia sudah mampu memindahkan kepingan puzle.
Oleh sebab itu, mulailah dari yang termudah terlebih dahulu.
Misalkan saja mereka diperkenalkan dengan puzzle knob terlebih dahulu agar mudah memegang dan memindahkannya.
Puzzle knob dengan aneka bentuk seperti buah, hewan, dan bangun datar sekaligus bisa mengenalkan mereka dengan aneka bentuk.
Setelah itu, kenalkan dengan puzle 3 - 5 keping, barulah meningkat ke yang lebih sulit.
Manfaat bermain puzzle tentu saja tidak hanya meningkatkan kemampuan motorik halus. Tapi juga melatih daya ingat dan melatih kesabaran ananda.
#3. Memotong Buah
Buah dan sayur artifisial yang tengahnya diberi velcro ini cukup mengasyikkan. Ananda dapat mengiris dengan pisau mainan seolah-olah mereka memotong sungguhan.
kayu-seru.com
Permainan ini mampu melatih kekuatan jari tangan sekaligus melatih koordinasi antara indera penglihatan dan anggota gerak atas.
Jika tidak memiliki buah artifisial ini, orang tua dapat menggantinya dengan buah yang lunak seperti pisan dan pepaya. Ananda dapat latihan memotong dengan menggunakan pisau yang tidak tajam seperti pisau plastik untuk cake atau pisau untuk mengoles roti.
Di rumah, ayah bunda bisa bermain peran bersama ananda. Bermain pasar-pasaran dan masak-masakan bersama tentu menyenangkan!
#4. Membuat Adonan Kue
Sama halnya seperti bermain pasir kinetik dan playdoh, membuat adonan kue juga bertumpu pada kekuatan otot tangan.
Ayah bunda bisa bersama-sama membuat kue yang berasal dari adonan tepung yang kalis. Misalnya seperti kue donat, cakwe, dan roti.
Ananda tentu akan senang jika yang dilakukannya tidak sekadar bermain dan latihan motorik halus, tapi juga belajar memasak.
#5. Memasukkan Koin ke Celengan
Memasukkan koin ke lubang celengan terlihat mudah bagi dewasa, tapi tidak demikian bagi anak berkebutuhan khusus.
Mereka membutuhkan konsentrasi dan koordinasi antara jari tangan dan mata.
Ayah bunda dapat melatih di rumah dengan membelikan celengan yang menarik dan lucu bagi ananda.
Kemudian latih mereka untuk memasukkan koin dari yang berukuran terkecil terlebih dahulu.
Demikian seterusnya hingga mereka dapat memasukkan koin besar sampai lancar.
Menariknya, kegiatan ini sekaligus melatih ananda untuk membiasakan diri belajar menabung
#6. Meronce
Menyusun bagian yang berlubang dengan seutas tali atau benang membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Terlebih lagi jika benang yang digunakan lemas dan lubang benda (manik-manik) kecil, pastinya akan membutuhkan ketelitian lebih tinggi lagi.
Oleh karena itu, orang tua dapat melatih ananda dari meronce benda yang termudah dulu. Seperti membuar roncean sedotan atau manik-manik berlubang besar yang dimasukkan tali kur.
Tali yang bersifat kaku dan lubang besar akan lebih mudah dirangkai.
Jika sudah mampu, tingkatkan kesulitan dengan manik berlubang lebih kecil.
#7. Mencapit
Latih ananda dengan capitan makanan (food captain) terlebih dahulu. Ajak mereka mencapit makanan yang tidak licin dan tidak terlalu besar. Misalkan saja, mencapit tahu goreng, tempe goreng, ayam, dll.
mainanterapi.com
Jika sudah mahir, ananda dapat mencoba
menggunakan pinset atau capitan pompom. jika tidak ada, gunakan apa yang dimiliki di rumah, seperti pinset besi. Lalu benda yang dicapit dapat diganti dengan benda kecil seperti hapusan, kelereng, dll.
Mencapit selain melatih kekuatan jari juga konsentrasi dan koordinasi antara penglihatan dan anggota gerak atas.
Dalam kegiatan ini, ayah bunda juga dapat melatih kemampuan berhitung dengan mengajak ananda menghitung jumlah bend ayang tercapit.
#8. Menggunting
Bisa diawali dengan menggunting kertas warna secara bebas. Lalu, tahapannya ditingkatkan dengan cara menggunting bentuk persegi, segitiga, lingkaran yang digambar di kertas.
Kegiatan ini memberi banyak manfaat, seperti melatih koordinasi tangan dan mata, stimulasi kekuatan jari, melatih kesabaran, meningkatkan percaya diri, serta ketelitian.
#9. Menempel
Menempel stiker ke buku stiker atau menempel hasil guntingan ananda ke buku tulis mampu melenturkan otot tangan ananda.
Kegiatan ini tentu menyenangkan apalagi jika menempel hasil karya mereka sendiri.
Jangan lupa memberi reward saat hasil karya mereka baik ya! :)
Sahabat unique,
Kita dapat melakukan aneka kegiatan yang melatih motorik halus di rumah sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan ananda.
Diurutkan dari yang termudah baru ditambahkan tingkat kesulitannya.
Atau dapat pula, melanjutkan dan memvariasikan apa yang dilakukan terapis/ guru di sekolah.
Pada intinya terapi tidak hanya dilakkan dirumah tapi dimana saja. Bermain, berolahraga serta latihan motorik halus juga termasuk dalam terapi.
Beberapa ahli di Amerika menyatakan bahwa 'bermain' dengan anak autis yang lebih penting adalah interaksinya, bukan kegiatan/ permainan.
So, jika sahabat unique melakukan kegiatan motorik halus dengan aneka permainan menyenangkan seperti membuat adonan kue dan memindahkan kue dengan capitan kue maka ananda akan merasa senang dan rileks.
Mereka merasa bahwa orang tua menyukai kegiatan anak dan ortu adalah bagian dari permainan ananda.
Karena itu, tugas sahabat unique adalah membiasakan terapi yang menyenangkan.
ketika anak-anak merasa gembira dan tidak menganggap itu adalah sebuah prosedur terapi, maka tingka keberhasilan terapi Insyaa Allah akan semakin mudah ditemui.
Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar