Usia Balita Belum Lancar Bicara? Perhatikan 7 Penyebab Keterlambatan Bicara pada Ananda!

Speech Delay atau keterlambatan bicara adalah proses keterlambatan bicara dan berbahasa yang tidak sesuai dengan usia perkembangan anak. 

Beberapa orang tua menganggap speech delay sebagai kondisi normal atau hal yang biasa dialami dalam proses tumbuh kembang. 

Padahal terlambat bicara jika dibiarkan dan tidak ditangani dengan rujukan ahli bisa menjadi satu gangguan serius pada anak.

Menurut dr. Anggia Hapsari, Sp. KJ., orang tua perlu mendeteksi sedini mungkin pada saat usia 12-13 bulan. Pada umur itu setidaknya anak mengucapkan tambahan satu sampai dua kata selain ma-ma atau da-da.

Namun, untuk menentukan gejala tersebut baru bisa diketahui apakah ananda mengalami speech delay atau tidak ketika mereka berusia 3 tahun.

Menurut Karen Gill, M. D., dalam 
speech delay at 3 years old
Usia dua tahun anak-anak sudah dapat mengatakan 50 kata dan berbicara 3 kata dalam sebuah kalimat. 
Contoh: Aku mau main.

Ketika berusia 3 tahun perbendaharaan kata mereka meningkat tajam  daripada saat 2 tahun.
 
Berikut kemampuan berbicara anak 3 tahun:
1. Sudah memiliki 1000 kata 
2. Sudah dapat menyebut namanya
3. Sudah mampu memanggil orang lain dengan nama.
4. Mampu mengucapkan kalimat (3-4 kata), menggunakan kata benda, kata kerja, atau sifat. contoh: Baju Anisa bagus 
5. Mampu mengajukan pertanyaan
6. Mampu bercerita secara sederhana 
7. Mampu menyanyikan lagu anak.

Tanda-Tanda Speech Delay
Ketika bayi tidak bisa memproduksi suara (Selain menangis) di 2-4 bulan pertama usianya, itu bisa menjadi hal pertama ananda mengalami speech delay. 

Di usia 18 bulan, bayi sudah harus mampu mengucapkan ma-ma dan da-da. 

Beberapa tanda speech delay pada balita adalah:

Usia 2 tahun: Tidak dapat mengucapkan setidaknya 25 kata.
Usia 2.5 tahun: tidak dapat mengucapkan dua frase (baju biru, boneka lucu) atau kombinasi kata benda dan kata kerja (ambil mainan, makan nasi, minum susu)
Usia 3 tahun: tidak mampu mengucapkan  sedikitnya 200 kata, tidak mampu bertanya hal yang membuatnya penasaran, kesulitan memahami sesuatu.

Jika ananda mengalami ciri seperti diatas, orang tua perlu melakukan obeservasi lebih lanjut pada ahlinya. 

Perlu diketahui bahwa speech delay bukan diagnosa, melainkan gejala dari suatu gangguan.

Misal, jika ayah bunda mengalami sakit influenza maka gejalanya sakit kepala, pilek, dan demam.

sama halnya dengan speech delay pada ananda. Hal itu merupakan salah satu dari beberapa macam gangguan. 

Speech delay terbagi atas dua macam:
1. Gangguan speech delay fungsional
gangguan ini tergolong ringan dan terjadi karena kurangnya stimulasi atau pola asuh yang salah.
2. Gangguan speech delay non fungsonal 
gangguan ini merupakan sebuah akibat karena adanya sebuah gangguan bahasa reseptif, seperti autisme ataupun ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang dialami anak.

Lantas, apakah penyebab speech delay pada ananda?


#1. Minim interaksi dengan orang tua dan sekitar

Stimulasi yang kurang sangat memungkinkan ananda mengalami speech delay.  Anak-anak harus sering diajak berbicara untuk memperluas kosakata. 
Jika ayah bunda memiliki waktu terbatas karena pekerjaan, berikan pendamping yang dapat berinteraksi dengan ananda setiap harinya. Baik itu mengobrol atau berkegiatan seperti bermain dan berjalan-jalan naik sepeda.

Anak-anak harus sering diajak bercakap-cakap. Mungkin saja ia belum terlalu paham, tapi mengajaknya mengobrol akan membuat anak merasa diperhatikan da menambah kata baru.

Bagaimanapun juga, lingkungan turut memengaruhi kemampuan bicara ananda. 

#2.  Terlalu sering menonton televisi dan gawai

Televisi dan gawai memberikan stimulus satu arah. Anak-anak terbiasa menerima sedemikian banyak informasi dari media elektronik.
 
Padahal mereka membutuhkan waktu untuk menerima, mencerna, memproses, dan merespon apa yang ia peroleh.
Televisi dan gawai menurut beberapa penelitian dapat menyebabkan keterlambatan bicara pada usia balita.

AKibat dari komunikasi satu arah  anak tidak mengerti betapa pentingnya berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan, ia hanya akan mengira bahwa komunikasi yang wajar adalah komunikasi satu arah seperti yang ia dapatkan dari televisi atau gawai.

Padahal, anak autis sangat memerlukan latihan yang dapat meningkatkan kemampuannya dalam berinteraksi. 
Karena itu, ayah bunda sedapat mungkin membatasi jam penggunaan gadget dan waktu menonton televisi.

Orangtua dapat memberikan screen time yang sifatnya mengedukasi ananda atau meningkatkan keaktifan anak. Contoh: tutorial memasak, membuat slime, edukasi bahasa, dll.

Jangan lupa tetap memberi batasan jika memberikan screen time. Misalkan saja satu jam per hari. 

#3. Gangguan pendengaran

Anak dengan gangguan pendengaran juga akan mengalami masalah pada percakapan, gangguan itu membuatnya tidak bisa mendengar percakapan di sekitarnya. 

Hal ini otomatis akan langsung berpengaruh pada kemampuan bicara dan bahasanya. 

Gangguan pendengaran ini bisa terjadi karena trauma, infeksi, kelainan bawaan, infeksi saat hamil, atau pengaruh obat yang dikonsumsi ibu saat hamil. 

Jika gangguan pendengaran adalah penyebabnya, segera kunjungi dokter anak untuk memastikan apakah anak mengalami gangguan pendengaran atau tidak.

Dengan demikian keterlambatan bicara ananda dapa teratasi.
 

#4. Kelainan organ bicara

Kelainan organ bicara, seperti lidah pendek, bibir sumbing, kelainan bentuk gigi dan rahang, atau kelainan laring juga akan berpengaruh pada kemampuan berbicara. Misalnya, anak dengan lidah pendek akan kesulitan untuk mengucapkan huruf T, N, R, S, T, Z, L, D, TH.

#5. Autisme

Keterlambatan bicara pada anak autis adalah salah satu cirinya. Untuk bisa memenuhi krteria autis, seorang anak masih harus memiliki ciri lainnya seperti keterbatasan dalam berniteraksi sosial dan kecenderungan untuk melkaukan aksi tertentu berulang-ulang.

Sedangkan anak yang murni speech delay, mereka hanya memiliki keterlambatan dalam kemampuan berkomunikasi. Tapi, mereka masih memiliki keinginan untuk berinteraksi. 

Karena itu, jika ananda mengalami speech delay perlu penelitian lebih lanjut lagi dari para ahli untuk digolongkan sebagai autisme ataukah hanya speech delay karena sebab-sebab fungsional.

Jika speech delay karena autis, tentunya ananda perlu penanganan lebih lanjut dari para terapis.

#6. Hambatan pada Otak dan Syaraf

Faktor yang dapat menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara adalah karena adanya gangguan di otak, khususnya pada daerah oral motor. 

Adanya gangguan ini akan menyebabkan anak mengalami masalah dalam mengolah suara. 

Lalu, gangguan pada sistem neurologis juga sangat mungkin menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara. Misalnya, anak yang mengalami distrofi otot bisa berpengaruh juga pada otot-otot untuk berbicara sehingga menyebabkan anak mengalami kesulitan memproduksi kata.

Beberapa contoh gangguan neurologis yang dapat mempengaruhi otot yang diperlukan untuk berbicara adalah cerebral palsy, distrofi otot, dan cedera otak traumatis 

#7. Disabilitas Intelektual

Speech delay dapat juga disebabkan oleh disabilitas intelektual.
Disabilitas intelektual adalah suatu kondisi di mana seorang anak memiliki masalah dengan fungsi intelektual dan fungsi adaptifnya. 

Anak yang mengalami disabilitas intelektual di awal perkembangan, biasanya mereka sulit berbicara. Hal ini disebabkan karena ananda tidak mampu memahami arti dari kata yang ia dengar atau akan ia ucapkan. 


Nah sahabat unique, 
Bagaimanapun juga, speech delay hanyalah salah satu gejala dari suatu gangguan pada anak autis.
Perlu deteksi lebih lanjut saat ananda mengalami keterlambatan bicara sejak 2 hingga 3 tahun. 

Selain dapat mengakibatkan anak kesulitan berkomunikasi, speech delay juga berakibat pada sulitnya orang tua memahami keinginan anak. 

Bahkan akibat lebih jauh, speech delay bisa berdampak serius. Anak akan sangat mudah untuk memiliki faktor risiko gangguan jiwa, seperti depresi dan anxiety.

Itu disebabkan karena mereka tidak bisa mengekspresikan apa yang mereka mau. 

Bagi mereka, semua perasaan itu tidak nyaman, sebab mereka tidak bisa memberi tahu atau mengekspresikan apakah mereka sedih, marah, atau kecewa, dan ini bisa berawal dari speech delay.

Selain meminta bantuan dari para ahli, ayah bunda juga harus sering-sering melakukan komunikasi dua arah antara orang tua dan anak.

Dengan interaksi dua arah yang semakin banyak, orang tua akan membantu perkembangan kosa kata anak, selain itu kemampuan emosionalnya juga akan lebih berkembang.

Tetaplah optimis jika ananda mengalami speech delay. 
Sahabat unique harus yakin jika suatu hari nanti, ananda pasti bisa berkomunikasi dengan baik.

Teruslah bersinergi dengan para terapis, jalankan advicenya, dan sesering mungkin lakukan interaksi pada ananda.

Tetap semangat dan semoga bermanfaat!

Sumber:
200 Pertanyaan dan Jawaban Seputar Autisme, Gayatri Pamoedji.
https://www.healthline.com/health/speech-delay-3-year-old-2
https://pauddikmasdiy.kemdikbud.go.id/artikel/penyebab-speech-delay-atau-keterlambatan-bicara-pada-anak/


Komentar