Ananda dengan Autisme sudah Siap Sekolah? Perhatikan 4 langkah ini!

Ketika sudah memasuki akhir bulan Juni, maka ayah bunda bersiap untuk tahun ajaran baru. 
unsplash.com
Bagi yang melanjutkan ke level berikutnya mungkin hanya membutuhkan persiapan fisik. Sebut saja alat tulis dan aneka buku. Tentunya dilengkapi dengan persiapan lainnya agar semakin berprestasi dan memiliki kemajuan di tahun ajaran berikutnya.

Namun bagaimana dengan anak-anak yang baru saja memasuki bangku persekolahan?
Anak-anak yang akan memulai kehidupan sekolah dasar untuk pertama kalinya?
Bagaimana dunia sekolah bagi anak dengan autisme?
Sudah siapkah ananda autis bersekolah seperti anak pada umumnya?
Tentu bisa, dengan berbagai syarat dan ketentuan yang telah dipenuhi di masa sebelumnya.

Kapan Anak Autis Bersekolah?

Ayah bunda yang memiliki anak dengan autisme pada awalnya akan merasa kuatir ketika usia sudah mencukupi, namun belum yakin untuk mendaftarkannya ke sekolah.

bagi anak autis, sekolah saja memang tidak cukup. Sebab akademis bukan lah semata-mata hal terpenting bagi perkembangannya.

Sebagian besar anak autis masih memerlukan terapi intensif seperti terapi perilaku. Terapi ini dikenal dengan therapy of Applied Behaviour Analysis (ABA). 

Selain terapi perilaku, ananda dengan autisme juga membutuhkan terapi wicara dan okupasi.

Rangkaian terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam bersosialisasi dan berperilaku normal sesuai dengan norma sosial yang ada.

Karena itu, keputusan memasukkan anak dengan autisme ke sekolah adalah hasil keputusan para terapis dan juga ortu.

Nah berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dperhatikan sebelum ananda mulai bersekolah.

#Langkah 1. Menguasai Kemampuan Dasar

Jika ayah bunda ingin mengikutkan ananda ke sekolah pastikan mereka sudah memiliki beberapa kemampuan dasar. Diantaranya:

- mampu mandiri (buang air sendiri, makan-minum sendiri, memasang-membu kancing, memasang ali sepatu, dll).
- dapat mengerti dan mengikuti perintah
- mampu untuk duduk mendengarkan
- patuh menunggu giliran 

Ayah bunda harus memastikan ananda sudah memiliki kemampuan ini sebelum masuk sekolah. Sekolah umum dengan siswa majemuk, akan menyulitkan guru kelas ketika ananda belum mandiri.

Lakukan penanganan dini perihal kemandirian sebelum anak dengan autisme memasuki bangku sekolah.

#Langkah 2. Menemukan Sekolah yang 'Pas'

Pada prinsipnya, sekolah yang tepat ditentukan oleh kemampuan dan kebutuhan anak. Menentukan sekolah yang sesuai, tidak bisa hanya berdasarkan cerita orang lain.

Hal pertama yang harus dilakukan oleh ortu adalah berbicara dari hari  ke hati oleh ortu dari anak lain yang sudah bersekolah di tempat tersebut. 
rootsofaction.com

Lalu ayah bunda pun harus menemui dan berbincang-bincang dengan kepala sekolah dan guru di sekolah itu. 
Dari situ, ayah bunda akan menemukan gambaran yang lebih baik tentang sekolah yang dituju.

Setelah memiliki berbagai gambaran, perhatikan kriteria lainnya mengenai sekolah untuk anak autis. Kriteria tersebut adalah:

- Sekolah dan para guru memiliki semangat dan kepercayaan bahwa tiap anak mampu belajar (presume intellect)
- Sekolah memiliki kemampuan yang memadai tentang autisme.
- Para guru memiliki pengetahuan tentang pendidikan anak autis dan mendapatkan pelatihan secara berkala mengenai nak autis.
- Ruang kelas sebaiknya tidak berisik dan tidak banyak gambar di dinding 
- sekolah dan guru memiliki semangat untuk menerima saran dari orang tua dan para ahli di luar sekolah.
- Murid di dalam kelas tidak terlalu banyak.
- sekolah dan guru meprioritaskan kepentingan, kebutuhan, dan kemampuan anak diatas target kurikulum.
 
Menemukan sekolah yang sesuai bagi kebutuhan dan kemampuan ananda tentu bukan hal yang mudah.

Ayah bunda harus mempersiapkan betul dari jauh-jauh hari dan menyiapkan sebanyak-banyaknya informasi mengenai sekolah terkait.

#Langkah 3. Menyiapkan Hati dan Mental

Sebagai orang tua dari ananda dengan autisme sangatlah wajar jika hadir kecemasan sesekali ketika ananda akan bersekolah.

Anak-anak yang terbiasa terapi selama beberapa jam, kini akan menjalani sekolah yang menghabiskan setengah hari mereka.

Tentunya tidak mudah melepas ananda. Namun karena sudah memerhatikan beberapa kriteria perihal sekolah dan tenaga pendidik, ayah bunda harus yakin dan sepenuhnya bahwa sekolah tersebut mampu menjadi partner terbaik ortu.

Jangan lupa untuk tetap berkomunikasi pada guru kelas dan guru inklusi (jika ada) untuk mengetahui perkembangan ananda di sekolah. Gunakan buku komunikasi harian yang diberikan guru dan dibaca serta ditandatangani ortu setiap harinya. 

Pihak sekolah tentunya sangat menghargai orang tua yang mau terlibat total dalam pendidikan anaknya. 

Kemungkinan keberhasilan ananda melewati masa transisi dari rumah ke sekolah akan lebih besar, ketika orang tua mempersipakan anak dan sekolah mengenai apa yang akan dihadapi sehari-hari.

#Langkah 4. Bersikap Positif 

Momen masuk sekolah, baik itu Taman Kanak-Kanak maupun Sekolah Dasar adalah momen besar bagi anak dan orang tua.

raisingchildren.net.au
Sikap ayah bunda pastinya sangat memengaruhi ananda. 
Tunjukkan sikap bersemangat dan vibes positif agar menular kepadanya. Hati-hati, sikap orang tua akan mudah terbaca oleh ananda.

Jika demikian apa yang harus dilakukan untuk menunjukkan sikap postif?

- Buatlah ananda sefamiliar mungkin dengan sekolah barunya. Ayah bunda bisa menunjukkan foto guru kelas, kepala sekolah, ruang kelas, toilet, kantin dan sebagainya.
- Perkenalkan ananda dengan guru kelas sebelum kelas dimulai.
- Jika memungkinkan, berkenalanlah dengan ibu-ibu lain yang anaknya sekelas dengan putra/i kita.
- Diskusikan pada guru berapa lama ortu boleh menunggu di luar. Jangan sampai menjadi kebiasaan agar ananda tidak beeranggapan bahwa ibu/ayah nya selalu menungguinya.
- Menyiapkan segala peralatan sekolah dan jangan sampai datang terlambat ketika sudah masuk sekolah.

Bagaimanapun juga memilih sebuah sekolah berdasarkan kebutuhan dan kemampuan ananda, bukan kebutuhan orang tua.

Selain itu, ketika memutuskan untuk bersekolah tentunya hasil pertimbangan terapis dan ortu. 

Sebagian besar ahli berpendapat agar orang tua tidak terburu-buru memasukkan anaknya ke sekolah.
Terutama jika ananda belum mampu duduk tenang, patuh dan mengerti sebuah perintah.

Ingat kembali tujuan perkembangan ananda dengan autisme, adalah kemandirian dan berbagai kemajuan yang menunjukkan progress.

Pastikan bahwa sekolah yang ayah bunda pilih adalah teman terbaik yang dapat membantu perkembangan ananda.


Sumber:
200 Pertanyaan dan Jawaban seputar Autisme, Gayatri Pamoedji

Komentar